Perdebatan Asli atau Palsu,UGM Pastikan Keaslian Ijazah Jokowi
Maret 22, 2025
KITATIMES — Baru-baru ini, media sosial kembali dihebohkan dengan kemunculan Rismon Hasiholan Sianipar, seorang mantan dosen Universitas Mataram, yang meragukan keaslian ijazah dan skripsi Presiden ke-7 RI, Ir. Joko Widodo, sebagai lulusan UGM.
Ia beralasan bahwa lembar pengesahan dan sampul skripsi Jokowi menggunakan font Times New Roman, yang menurutnya belum tersedia pada era 1980-an hingga 1990-an.
Klaim sepihak Rismon ini memicu polemik dan perdebatan di kalangan warganet. Sebagian meragukan informasi yang ia sampaikan, sementara yang lain mempercayai narasinya, yang dibalut dengan analisis forensik digital.
Universitas Gadjah Mada (UGM) menegaskan bahwa ijazah dan skripsi Presiden Joko Widodo adalah asli.
Berdasarkan siaran pers UGM yang dikutip kitatimes.com, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menyayangkan pernyataan Rismon dan menegaskan bahwa Jokowi adalah mahasiswa yang aktif serta terdaftar resmi di UGM.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan font Times New Roman atau font serupa sudah lazim digunakan saat itu, terutama di percetakan sekitar kampus.
“Kita sangat menyesalkan informasi menyesatkan yang disampaikan oleh seorang dosen yang seharusnya bisa mencerahkan dan mendidik masyarakat dengan informasi yang bermanfaat,” kata Sigit, Jumat (21/3) di Kampus UGM.
Sigit menyampaikan sebagai seorang dosen seharusnya Rismon dalam menyimpulkan suatu informasi harus didasarkan pada fakta dan metode penelitian yang baik.
Menurut Sigit, seharusnya Rismon tidak hanya menampilkan ijazah dan skripsi Joko Widodo saja yang ditelaah namun harus juga melakukan perbandingan dengan ijazah dan skripsi yang diterbitkan pada tahun yang sama di Fakultas Kehutanan.
Soal penggunaan Font Time New Roman pada sampul skripsi dan ijazah seperti yang dituduhkan oleh Rismon dianggap meragukan keaslian dokumen, Sigit menegaskan bahwa di tahun itu sudah jamak mahasiswa menggunakan font time new roman atau huruf yang hampir mirip dengannya, terutama untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di tempat percetakan. Bahkan di sekitaran kampus UGM itu sudah ada percetakan seperti Prima dan Sanur (sudah tutup-red) yang menyediakan jasa cetak sampul skripsi.
“Fakta adanya mesin percetakan di sanur dan prima juga seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM,” tegasnya
Soal nomor seri ijazah Joko Widodo yang disebut tidak menggunakan klaster namun hanya angka saja, Sigit menuturkan soal penomoran ijazah di masa itu, Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan sendiri dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas.