Hukum adalah seni berpikir

KITATIMES – Apa itu hukum dan apa fungsinya?. Itulah kalimat tanya pertama yang muncul di dalam pikiran orang yang awam dengan hukum atau baru pertama berpikir tentang hukum itu sendiri.

Tentu saja, hukum yang dimaksud dalam konsep di sini adalah hukum dalam artian sebagai hukum yang sedang berlaku atau hukum positif yang muncul dalam berbagai peraturan perundang-undangan.

Secara umum, tujuan lahirnya sebuah produk hukum adalah untuk mencapai 3 hal :

Pertama, untuk memberikan kepastian hukum.

Kedua, untuk memberikan kemanfaatan

Ketiga, untuk melahirkan keadilan.

Terhadap semua hal itu, hanya ada satu tujuan besar atau tujuan utama daripada hukum itu sendiri yaitu untuk memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat yang berada di dalamnya.

Di dalam memahami hukum, tentu saja kita harus berpikir dengan jernih dan objektif. Sebab apa? Sebab bila kita berpikir hukum itu dalam artian yang subjektif tentu saja tidak akan mencapai tujuannya. Misalnya saja putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap belum tentu adil bagi penggugat jika gugatan itu ditolak tetapi bisa jadi adil bagi tergugat karena gugatan itu ditolak. Sebaliknya bila gugatan itu dikabulkan maka bisa saja tidak adil bagi tergugat.

Hal inilah mengapa orang sering mengatakan bahwa hukum itu merupakan bagian daripada seni berpikir.

Memahami seni berpikir hukum sesungguhnya kita harus memahami apa yang dimaksud dengan seni itu sendiri.

Sebagian orang mengatakan bahwa seni merupakan suatu kreativitas atau sesuatu yang dihayalkan itu bisa terjadi atau mungkin saja juga tidak akan terjadi.

Sedangkan hukum adalah serangkaian aturan yang harus ditaati dan dianggap dimengerti dan diketahui oleh seluruh masyarakat yang ada di dalamnya.

Maka dengan demikian, hukum sebagai seni berpikir diartikan sebagai suatu kreativitas untuk memahami seluruh aturan-aturan tersebut sebagai landasan untuk menentukan apakah peristiwa itu adil, bermanfaat atau sudah memberi kepastian.

Semoga bermanfaat (Nus)